Rabu, 05 Maret 2014

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

PROPOSAL
PENELITIAN TINDAKAN KELAS

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS  MATERI PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING PADA SISWA KELAS V MI NURUL HUDA REJOSARI BANDONGAN MAGELANG










Disusun oleh:

IKHWAN SULISTIONO





PENDIDIKAN PROFESI GURU ( PPG ) PGMI A
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN  SUNAN KALIJAGA
YOGYAKRTA
2014

PROPOSAL
JUDUL PENELITIAN

“PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MATERI PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING PADA SISWA KELAS V MI NURUL HUDA REJOSARI BANDONGAN MAGELANG”

A.      LATAR BELAKANG MASALAH
Di sekolah dasar atau Madrasah Ibtidaiyah terdapat berbagai macam mata pelajaran di antaranya adalah matematika, bahasa indonesia, IPA, IPS, PKn, Fiqih, Alqur’an Hadist, SKI, Akidah Akhlaq dan muatan lokal (bahasa inggris, bahasa Jawa, bahasa arab). Dari berbagai mata pelajaran tersebut, terdapat salah satu mata pelajaran yang mempunyai nilai strategis dan penting dalam mempersiapkan manusia unggul yang di dalamnya terdapat materi yang dapat mendidik siswa akan nilai-nilai kebhinekaan bangsa, budaya, agama dan peradaban dunia, menanamkan kesadaran semakin terbukanya komunikasi dan transportasi antar bangsa di dunia, mengurangi kemiskinan, kebodohan dan perusakan terhadap lingkungan. Mata pelajaran yang sesuai dengan kriteria tersebut yakni Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Pada prakteknya di dalam proses pembelajaran, terkadang hal tersebut belum bisa berjalan sesuai dengan apa yang diinginkan karena adanya hambatan-hambatan. Hal yang menjadi hambatan dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah kurangnya kemampuan guru dalam mengemas pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dengan metode yang menarik, menantang, dan menyenangkan. Dalam proses pembelajaran ketika peneliti melakukan observasi terlihat bahwa guru masih mendesain siswa untuk mengingat dan menghafal seperangkat fakta yang diberikan oleh guru, seolah-olah guru adalah sumber utama pengetahuan atau biasa disebut dengan teacher center dimana pembelajaran berpusat pada guru saja. Teknik pembelajaran seperti itu tentu saja mengakibatkan kurangnya partisipasi siswa dalam proses belajar mengajar karena pembelajaran bersifat monoton dan siswa cenderung pasif. Pembelajaran yang monoton dan pasif tersebut dapat menimbulkan kebosanan pada siswa dan kurangnya minat siswa terhadap mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang pada akhirnya dapat berakibat pada menurunnya hasil belajar siswa. Seperti halnya pada MI Nurul Huda Rejosari Bandongan, dari pengalaman peneliti pada saat melakukan observasi ditemukan bahwa sebagian guru terlihat belum menyampaikan materi Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dengan menggunakan metode yang menarik, menantang, menyenangkan dan sedikit sekali melibatkan keaktifan siswa pada saat pembelajaran dan peneliti juga menemukan bahwa hasil belajar siswa kelas 5 pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) masih berada di bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang ditetapkan yakni 65. Pada observasi tersebut dapat dilihat bahwa 39% (15 siswa) tuntas dan 61% (23 siswa) belum tuntas dengan nilai rata-rata 53 serta nilai tertingginya yaitu 73 dan nilai terendah yaitu 32.Hasil belajar tersebut akan lebih dijelaskan pada tabel di bawah ini.

Tabel 1 Hasil Belajar Siswa
No. Interval Nilai Jumlah Siswa

NO
INTERVAL
NILAI
1
76 - 100
-
2
51 - 57
15
3
26 -50
23
4
≤ 25
-

Selain itu data juga diperkuat dari hasil wawancara yang dilakukan dengan beberapa siswa kelas 5 yang mengatakan bahwa pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) itu hanya seperti itu-itu saja atau kurang menyenangkan karena setiap pelajaran siswa hanya memperhatikan guru dalam menyampaikan materi saja tanpa disuruh melakukan tindakan sehingga siswa sering merasa bosan. Dari permasalahan di atas diperkuat oleh pernyataan Sigit Dwi Kusrahmadi (2006: 3) yang menyebutkan bahwa penyajian pendidikan IPS juga dikerjakan oleh guru yang kurang kreatif, yang sekedar mengajar tidak menggunakan seluruh teori pembelajaran seperti dalam Microteaching, konsep ADP (Apreatif Development Praktice), penggunaan multi media, portofolio dan penggunaan strategi belajar mengajar yang baku, tetapi mengajar hanya asal memenuhi kewajiban sebagai guru IPS saja.
Problem di atas menuntut guru untuk dapat menyajikan mata pelajaran IPS dengan kreatif serta dapat mengolah pembelajaran menjadi lebih menarik, menantang dan menyenangkan sehingga dapat menghilangkan kebosanan siswa dan menambah minat, perhatian, dan keaktifan siswa yang pada hakekatnya memang dapat memberikan pengaruh terhadap hasil belajar siswa. Seperti yang kita ketahui rendahnya kualitas pendidikan di tingkat sekolah dasar lebih dominan disebabkan karena kurang terpantaunya model pembelajaran di dalam kelas. Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh guru adalah dengan memilih model pembelajaran yang tepat yang pada akhirnya dapat memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk dapat berkembang sesuai dengan keinginan dan kemampuannya. Selain memilih model pembelajaran yang tepat, guru juga harus mempertimbangkan berbagai faktor yang berasal dari siswa karena di dalam proses pembelajaran siswa bertindak sebagai subjek pembelajaran. Di dalam suatu kelas kita mengenal adanya perbedaan individu. Setiap individu mempunyai kemampuan potensial (seperti bakat dan intelegensi) yang berbeda antara satu dengan lainnya. Apa yang dapat dipelajari seorang siswa dengan cepat, belum tentu dapat dipelajari oleh siswa lain dengan cara yang sama.
Dari perbedaan tersebut menyebabkan adanya kebutuhan yang berbeda dari masing-masing siswa. Dalam proses pembelajaran pada umumnya perbedaan individu kurang begitu diperhatikan oleh sebagian besar guru. Semua siswa dalam satu kelas dianggap memiliki kebutuhan yang sama sehingga guru pun memperlakukan mereka dengan cara yang sama pula. Sudah seharusnya perbedaan individu perlu mendapat perhatian yang cukup. Adanya pemberian perhatian tersebut, bukan berarti pembelajaran hanya memperhatikan pada kepentingan individu semata melainkan diperlukan adanya alternatif pembelajaran yang memungkinkan tercapainya kebutuhan individu siswa. Salah satu cara yang efektif yaitu dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing.
Berdasarkan pemikiran tersebut, maka penulis mencoba melakukan penelitian yang berjudul: “Peningkatan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial materi perjuangan mempertahankan kemerdekaan Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing Pada Siswa Kelas V MI Nurul Huda Rejosari Bandongan Magelang”.

B.       IDENTIFIKASI MASALAH
Dari latar belakang masalah terdapat beberapa masalah dalam penelitian ini antara lain dapat diidentifikasi sebagai berikut :
1.      Hasil belajar siswa kelas V MI Nurul Huda Rejosari Bandongan Magelang pada mata pelajaran IPS masih rendah
2.      Tingkat kepercayaan diri siswa untuk bertanya yang masih rendah
3.      Rendahnya aktivitas (keterlibatan) siswa dalam kegiatan belajar mengajar.
4.      Belum berkembangnya keterampilan proses pada siswa.
5.      Pembelajaran IPS yang didominasi oleh metode ceramah dan model pembelajaran yang digunakan belum bervariasi.

C. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, dapat dirumuskan masalah secara umum yaitu : Bagaimana model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas V MI Nurul Huda Rejosari Bandongan Magelang ?
D.  TUJUAN PENELITIAN
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah ditentukan, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V MI Nurul Huda Rejosari Bandongan Magelang mata pelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing.
E. MANFAAT PENELITIAN
Hasil dari penelitian ini diharapkan nanti bisa memberikan kontribusi atau andil dalam upaya untuk meningkatkan pembelajaran mata pelajaran IPS, khususnya pada kegiatan belajar mengajar (KBM) di Kelas V MI Nurul Huda Rejosari Bandongan Magelang. Adapun secara detail manfaat yang diharapkan dari penelitian ini diantaranya :
1.      Manfaat Teoretis
a.       Mendapatkan pengetahuan dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan pembelajaran IPS melalui cooperative learning snowball throwing.
b.      Sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya
2.      Manfaat Praktis
1.)    Bagi guru
a.       Melalui PTK ini guru dapat menjawab permasalahan yang dihadapi di sekolah mengenai model pembelajaran yang bervariasi dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran IPS.
b.      Mendorong guru untuk menciptakan proses belajar mengajar yang bisa menumbuhkan ketertarikan siswa dalam belajar.
c.       Meningkatkan kemampuan guru dalam menggunakan dan memanfaatkan segala sumber daya kreatifitas anak yang ada di lingkungan siswa dalam proses pembelajaran sehingga keterampilan proses siswa dapat dimaksimalkan.
2.)    Bagi Sekolah
a.       Sekolah mampu mengevaluasi model pembelajaran yang tepat untuk peningkatan pemahaman belajar siswa.
b.      Dapat digunakan sebagai alternatif dalam menentukan strategi dalam memberikan pembelajaran kepada pesrta didik melalui model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing.
3). Bagi Peserta didik
a.       siswa dapat merasakan kegiatan pembelajaran yang menyenagkan karena terlibat secara aktif dan langsung dalam kegiatan pembelajaran
b.      siswa dapat memahami materi pembelajaran dengan mudah
c.       siswa dapat mengembangkan potensi-potensi dalam diri masing-masing.
F. LANDASAN TEORI
Untuk menghindari salah pengertian atau salah tafsir tentang makna istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka perlu dijelaskan makna beberapa definisi operasional sebagai berikut :
1.      Pengertian Hasil belajar
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar terdiri dari tiga ranah yaitu ranahkognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik. Hasil belajar yang dimaksudkan dalam hal ini adalah pada ranah kognitif yang berupa nilai. Alat ukur yang digunakan adalah berupa tes.
2.      Pengerttian IPS
Ilmu Pengetahuan Sosial mengkaji seperangkat peristiwa atau kejadian, fakta, konsep dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi dan Ekonomi. Dengan mata pelajaran IPS ini, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab serta warga dunia yang cinta damai, (KTSP SD, 2006).
3.      Model Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran berkelompok dengan membagi jumlah peserta didik menjadi 2-5 orang dengan gagasan saling memberikan motifasi antar sesama anggota kelompoknya untuk bisa saling membantu supaya tercapai tujuan pembelajaran yang sesuai dengan harapan.
Berikut ini beberapa definisi tentang pembelajaran kooperatif (cooperative lerning) antara lain :
Depdiknas : “pembelajaran kooperatif (cooperative learning)  merupakan strategi pembelajaran melalui kelompok kecil siswa yang saling bekerjasama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar”.
Menurut Agus Supriyono : “ model pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru”.
4.      Model pembelajaran kooperatif Snowball Throwing
Kata snow artinya salju, sedangkan ball artinya adalah bola jadi kata snowball artinya adalah bola salju. Sedangkam throwing mempunyai pengertian yaitu melempar. Jadi secara keseluruhan pengertian dari snowball throwing dapat di artikan dengan melempar bola salju. Menurut Saminanto, metode pembeljaran Snowball Throwing disebut juga pembelajaran gelundungan bola salju. Metode pembelajaran yang seperti ini melatih siswa untuk dapat lebih tanggap dalam menerima pesan dari siswa yang lain dalam bentuk bola salju yang terbuat dari kertas, dan menyampaikan pesan terebut kepada temanya dalam satu kelompok.
Sedangkan menurut kisworo, model pembelajaran Snowball Throwing adalah suatu metode pembelajaran yang diawali dengan pembentukan kelompok yang diwakili oleh ketua kelompok untuk menerima tugas yang diberikan oleh guru kemudian murid-murid membuat pertanyaan yang dibentuk seperti bola lalu dilempar kepada murid dikelompok yang lain kemudian masing-masing murid itu menjawab pertanyaan yang ada didalam kerta tersebut.
Metode pembelajaran Snowball Throwing pada hakikatnya metode pembelajaran aktif untuk mengarahkan perhatian atau atensi peserta didik terhadap materi yang sedang dipelajarinya.
G. TINJAUAN PUSTAKA
Sebagai tinjauan atau telaah pustaka serta sebagai bahan perbandingan, maka penulis kemukakan beberapa hasil penelitian yang relevan dengan judul yang penulis ingin teliti, antara lain :
1.      Laporan penelitian yang dilakukan oleh Drs. Murtono, M.Pd, Yuni Ratnasari, S.Si, M.Pd dan Ika Oktavianti, S.Pd, M.Pd yang berjudul :” penerapan model Pembelajaran Kooperatif tipe snowball throwing Untuk meningkatkan hasil belajar sains siswa”.
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas atau PTK yang memfokuskan pada metode Cooperative Learning dengan menggunakan strategi Snowball Throwing pada mata pelajaran sains atau IPA.
Pada penelitian ini penulis mendapatkan hasil bahwa dengan metode Snowball Throwing dapat meningkatkan hasil belajar sains.
2.      Skripsi yang ditulis oleh Vivi Ria Lancarwati yang berjudul : peningkatan motivasi belajar ips siswa kelas VIII Dengan menggunakan metode snowball throwing di SMPN 4 Satuatap Bawang Banjarnegara”
Dari hasil penelitian yang di lakukan oleh penulis dapat ditemukan hasil bahwa dengan metode snowball throwing dapat meningkatkan motivasi dan semangat belajar siswa di SMPN 4 Satu atap Bawang Banjar Negara.
H. KERANGKA BERFIKIR











           
I.       HIPOTESIS
Berdasarkan landasan teori dan kerangka pikir di atas maka dirumuskan hipotesis penelitian “Melalui penerapan Cooperative Learning Snowball Throwing diharapkan siswa dalam mempelajari materi mata pelajaran IPS pada siswa kelas V MI Nurul Huda Rejosari Bandongan, dapat meningkat”

J.  METODE PENELITIAN
1.      Setting Penelitian
a.       Waktu
Dengan beberapa pertimbangan dan alasan peneliti akan melakukan penelitian pada bulan Agustus 2014.
Jadwal Penelitian
No
Kegiatan
Minggu
1
2
3
4
5
6
1
Persiapan
2
Pelaksanaan
a.    Pre tes
b.    Siklus I
c.    Siklus II
3
Penyelesaian
a.    Analisis data
b.    Penulisan draft laporan
c.    Seminar dan revisi
d.   Penggandaan dan pengiriman laporan

b.      Lokasi
Dalam penilitian ini peneliti mengambil lokasi di Kelas V MI Nurul Huda Rejosari Bandongan Kabupaten Magelang. Peneliti mengambil lokasi atau tempat ini dengan pertimbangan sebagai guru sekolah tersebut, sehingga memudahkan dalam mencari data, peluang waktu yang luas dan subjek penelitian yang sangat sesuai dengan profesi peneliti
2.      Subyek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah Siswa Kelas V MI Nurul Huda Rejosari Bandongan Kabupaten Magelang yang berjumlah 42 anak.


3.      Teknik Pengumpulan data

Suharsimi Arikunto (1998:134) mengemukakan bahwa metode pengumpulan data adalah cara–cara yang dapat digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis, sehingga lebih mudah diolah.
Data penelitian ini bersumber dari interaksi peneliti dan siswa, dalam pembelajaran. Peningkatan prestasi belajar berupa data tindak belajar atau perilaku belajar yang dihasilkan dari tindak mengajar dan aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran. Data dalam penelitian ini dikumpulkan oleh peneliti melalui observasi, tes, wawancara, dokumentasi, dan catatan lapangan.
a.       Observasi (Pengamatan)
Ridwan (2007:76) menjelaskan bahwa observasi yaitu pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan. Karena sifatnya mengamati, maka alat yang paling pokok adalah panca indera, terutama indera penglihatan.
Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data melalui pengamatan terhadap subjek, yaitu mengamati terutama minat dan perubahan yang dialami siswa sebelum dan sesudah pembelajaran. Pengamat dalam penelitian ini dilakukan oleh teman sejawat.
b.      Tes
Tes merupakan pengumpul informasi. Dalam penelitian ini tes digunakan sebagai alat untuk memperoleh data dengan menguji keterampilan siswa sebelum dan sesudah diberi tindakan pembelajaran. Melalui tes tersebut diharapkan dapat mengetahui sejauh mana perbandingan siswa mengalami perubahan tingkah laku serta prestasi sebelum diberi tindakan dan sesudah diberi tindakan pembelajaran.

c.        Wawancara
Wawancara dilakukan kepada siswa dan guru serta informan lain untuk menggali data tentang proses pembelajaran IPS dan Cooperative Learning Snowball Throwing yang digunakan dalam pembelajaran, khususnya untuk membedakan fakta dan opini. Wawancara yang dilakukan terhadap siswa adalah wawancara yang terukur dan sistematis artinya wawancara dilakukan pada siswa yang dipilih tentang aktivitas, tanggapan dan sikap siswa terhadap mata pelajaran dengan menggunakan strategi Snowball Throwing.
d.       Dokumentasi
Dokumentasi dalam penelitian ini terdiri dari proses dan hasil observasi/pengamatan, hasil penilaian tes, hasil foto/catatan lapangan yang diisi oleh guru atau teman sejawat tentang kelebihan/ kelemahan/hambatan dan rencana pembelajaran beserta instrumennya yang disusun oleh peneliti dalam menggunakan  strategi Snowball Throwing.
e.        Catatan Lapangan

Catatan lapangan merupakan catatan tentang hal-hal yang terjadi yang dialami, dirasakan, dilihat, didengar dan difikirkan pada saat pembelajaran berlangsung, di antaranya: kelebihan dan kelemahan siswa dan guru, serta hasil belajar siswa.
f.        Instrumen Penelitian
Suharsimi Arikunto dalam buku Manajemen Penelitian (2005:101) mengartikan instrumen penelitian sebagai alat bantu merupakan saran yang dapat diwujudkan dalam benda misalnya angket, daftar cek, pedoman wawancara, lembaran pengamatan.
Dalam penelitian ini metode yang dipakai adalah metode observasi, metode catatan lapangan, dan metode tes, maka instrument yang dipakai adalah pedoman observasi, lembar pengamatan, dan lembar soal tes. Pedoman observasi yang digunakan peneliti yaitu memuat garis besar sejauh mana minat dan sikap positif serta partisipasi siswa dalam proses pembelajaran. Lembar pengamatan digunakan untuk memperoleh data sebelum tindakan, baik dari guru maupun pengamatan langsung di lapangan. Sedangkan lembar soal tes digunakan untuk menguji kemampuan belajar siswa.
g.      Validitas data
Untuk menjaga kevalidan dan keabsahan data, didalam penelitian ini peneliti berperan sebagai pengamat dan guru berperan sebagai pemateri atau melakukan kolaborasi.
Pengujian Validitas data dalam peneliian ini dilakukan dengan cara triangulasi. Triangulasi adalah teknik penelitian pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu (Moleong, 1988: 178). Teknik triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a. Triangulasi data (sumber)
b. Triangulasi metode pengumpulan data.
h.      Analisis data
Dalam penelitian ini, analisis data dimulai sejak awal sampai akhir pengumpulan data. Data yang diperoleh dari perhitungan persentasi dari hasil penilaian observasi pada saat tindakan dilakukan. Hasil observasi tersebut kemudian dianalisis terhadap indikator penggunaan peningkatan kemampuan siswa dalam mengikuti pembelajaran.
Data dalam penelitian ini diperoleh mulai observasi langsung pada objek penelitian untuk mengungkapkan sejauh mana peningkatan kemampuan siswa dalam perbaikan pembelajaran. Observasi langsung dilaksanakan pada kondisi awal pembelajaran. Tujuan analisis dalam Penelitian Tindakan Kelas untuk memperoleh data kepastian apakah terjadi perbaikan dan peningkatan sebagaimana diharapkan. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis diskriptif teknik persentasi.
Analisis yang digunakan adalah teknik deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Perhitungan dalam proses analisis data menghasilkan persentase pencapaian yang selanjutnya.
K.    PROSEDUR PENELITIAN


Indikator yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah meningkatnya hasil belajar IPA siswa kelas V MI Nurul Huda Rejosari Bandongan Kabupaten Magelang dengan menerapkan metode Snowball Throwing. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan disain penelitian tindakan kelas (Class action research) yang dirancang melalui tiga siklus dengan prosedur: (1) perencanaan (planning), (2) pelaksanaan tindakan (action), (3) pengamatan (observation), (4) refleksi (reflecsion) dalam tiap-tiap siklus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar